GlobalKalteng.com, PALANGKA RAYA – Menutup akhir tahun 2023,
8 (delapan) orangutan rehabilitasi dari nyaru menteng dilepasliarkan di taman
nasional bukit baka bukit raya, hal tersebut disampaikan oleh Balai Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah saat konferensi pers, bertempat di
Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Kota Palangka
Raya, Selasa (12/12/2023).
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Balai
Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dalam kerja bersamanya dengan
mitra Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) serta sejumlah pihak
lainnya pada hari ini kembali melepasliarkan delapan orangutan ke hutan alami
di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) wilayah kerja Resort
Tumbang Hiran, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Kasongan. Sebelum
dilepasliarkan ke hutan TNBBBR, kedelapan orangutan yang terdiri dari tiga
jantan dan lima betina ini menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi
Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.
Delapan orangutan ini
akan diberangkatkan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng ke TNBBBR
di Kabupaten Katingan melalui dua perjalanan ke lokasi pelepasliaran terpisah.
Perjalanan pertama menuju ke hutan di DAS Bemban membawa empat orangutan pada 12 Desember 2023
dan perjalanan kedua akan membawa empat orangutan ke hutan di DAS Hiran pada 14
Desember 2023.
Salah satu orangutan
yang dilepasliarkan adalah Cinta. Cinta adalah orangutan betina yang
diselamatkan dari Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah
pada 14 Februari 2013. Ia tiba saat masih berusia 4 bulan dengan berat badan 2
kg dan tanpa induk. Setelah melewati masa karantina, Cinta bergabung di Sekolah
Hutan dan berhasil menyelesaikan seluruh tahapan rehabilitasi di Sekolah Hutan
dengan baik. Pada 7 April 2021, Cinta dipindahkan ke Pulau Pra-Pelepasliaran
Salat untuk menjalani tahapan terakhir dari seluruh rangkaian rehabilitasi.
Cinta termasuk orangutan dominan di antara orangutan betina lainnya yang
sebaya, Ia pandai bergaul dan gemar menjelajah. Setelah menjalani proses
rehabilitasi panjang, Cinta yang berusia 11 tahun dan tujuh orangutan lainnya
telah siap untuk kembali hidup liar dan bebas di hutan TNBBBR.
SADTATA NOOR ADIRAHMANTA, S.HUT., M.T.,
KEPALA BALAI KONSERVASI SUMBER
DAYA ALAM (BKSDA) KALIMANTAN TENGAH, mengatakan “Hari ini menjadi momen penting di akhir tahun 2023 dengan
pelepasliaran delapan orangutan ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Proses
rehabilitasi yang panjang dan membutuhkan waktu bertahun-tahun menunjukkan
besarnya investasi yang diperlukan dalam melatih satwa liar, yang memiliki DNA
yang 97% serupa dengan manusia ini, untuk siap dilepasliarkan kembali dan hidup
di alam liar. Harapan kami semoga dalam tahun-tahun mendatang, orangutan yang
dilepasliarkan dapat berkembang biak dan menjalankan fungsi ekologisnya dengan
baik di alam liar,” katanya.
Sementara itu ANDI
MUHAMMAD KADHAFI, S.HUT., M.SI., KEPALA BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT
RAYA (TNBBBR), mengatakan "Sejak tahun 2016, kami secara strategis memilih
DAS Hiran dan Bemban sebagai kawasan pelepasliaran orangutan, dengan tujuan
untuk mengoptimalkan distribusi mereka di dalam TNBBBR. Inisiatif ini merupakan
bagian penting dari komitmen kami untuk menciptakan kondisi hutan yang sehat.
Kami menyadari orangutan kalimantan memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga kualitas hutan dan keutuhan ekosistem terutama di kawasan TNBBBR. Kita
wajib menjaga mereka tak hanya untuk bertahan, namun juga hidup sejahtera.
Selama 8 tahun terakhir, Balai TNBBBR, BKSDA Kalimantan Tengah, dan Yayasan BOS
telah berhasil mengembalikan 200 orangutan ke habitat aslinya. Dengan
ditambahkannya 8 orangutan ini, maka total orangutan yang berhasil
dilepasliarkan di kawasan TNBBBR mencapai 208,” tuturnya.
DR. IR. JAMARTIN SIHITE, MSC., KETUA PENGURUS YAYASAN BOS, mengatakan
“Pelepasliaran delapan orangutan ini merupakan hal yang sangat penting, menjadi
yang kelima kali di tahun 2023 oleh Yayasan BOS bersama Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Saat ini, sekitar 400 orangutan masih direhabilitasi oleh
Yayasan BOS, dan sebagian besar di antaranya sudah siap untuk hidup bebas di
hutan. Upaya perlindungan dan konservasi orangutan adalah upaya bersama yang
memerlukan kerja sama dari semua pemangku kepentingan tanpa terkecuali. Delapan
orangutan yang dilepasliarkan hari ini telah menyelesaikan tahap akhir proses
rehabilitasi di pulau pra-pelepasan di Pulau salat, Pulau Bangamat dan Pulau
Kaja. Pulau-pulau pra-pelepasliaran ini merupakan habitat semi-liar yang
digunakan untuk menjadi pelatihan terakhir bagi orangutan yang sudah
menyelesaikan tahap awal rehabilitasi di Sekolah Hutan. Di sini, orangutan
mempraktikkan semua keterampilan yang telah mereka pelajari sebelumnya untuk
mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di alam liar,” jelasnya.
BKSDA Kalimantan
Tengah dan Balai TNBBBR bersama Yayasan BOS
mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,
Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau, serta seluruh
masyarakat atas dukungan dan kerja samanya.
Yayasan BOS juga ingin menyampaikan apresiasinya atas dukungan dan kontribusi organisasi mitra global kami: BOS Australia, BOS Jerman, BOS Swiss, BOS UK, BOS USA, dan Save the Orangutan. Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari badan usaha terkemuka seperti PT. Sawit Sumber Mas Sarana (SSMS), PT. Sharp Electric Indonesia, dan berbagai organisasi konservasi lainnya termasuk Orangutan Outreach, serta donor perseorangan dari seluruh dunia yang mendukung upaya konservasi alam kami di Indonesia. (Fahri/Red/BKSDA Kalteng)